Semburan lumpur terjadi di kawasan Kampung Astana Agung, Desa Walikunkun, Kecamatan Carenang, Serang, Banten. Semburan Lumpur ini bermula dari penggalian untuk pembuatan sumur air sedalam 70 meter. Awalnya semburan Lumpur tidak besar, namun pada Sabtu (20/6) dini hari, semburan membesar bahkan mencapai ketinggian 15 meter dan warga sempat mendengar ledakan keras sebanyak tiga kali.
Menurut Kepala Bidang Pertambangan dan Energi Dinas Pertambangan Energi Banten, Eko Palmadi, semburan lumpur tersebut mengandung gas metan namun masih dalam kadar belum membahayakan. Pihaknya akan menunggu satu dua hari lagi hingga semburan mulai turun untuk menutup semburan lumpur tersebut.
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang mengunjungi lokasi semburan lumpur menyesalkan tidak adanya koodinasi dari awal antara Dinas Kesehatan, Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Serang, serta kotraktor proyek pengeboran sumur dalam melakukan upaya penanggulangan semburan lumpur yang sudah berlangsung sejak Rabu minggu lalu.
Hingga kini semburan masih terjadi dan Lumpur telah menggenangi areal sawah kira-kira seluas satu hektar. Ratu Atut sendiri berjanji bahwa pemprov akan mengganti rugi sawah warga yang digenangi lumpur tersebut.
Melihat genangan lumpur yang meluas, Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan (Bakornas PBP) Pengungsi berencana mengalirkan aliran lumpur tersebut ke sungai terdekat. Namun rencana tersebut masih menunggu tanggapan dan reaksi dari Koordinasi Pelaksana Banten.
Sumber : Berbagai Sumber/VM